Site icon Missonnews-Pusatnya Semua Berita Indonesia Terkini Terpercaya, Dan Terpopuler

China Kembangkan Robot AI Yg Mampu Lakukan Tugas Pertanian

China Kembangkan Robot AI

China Kembangkan Robot AI Yg Mampu Lakukan Tugas Pertanian yang sebelumnya dianggap sebagai bidang paling konvensional dan menantang untuk diotomatisasi. Salah satu terobosan paling mutakhir datang dari tim peneliti Universitas Fudan, Tiongkok, yang berhasil mengembangkan robot cerdas multifungsi yang mampu menjalankan proses budidaya tanaman secara otonom, presisi, dan efisien.

Robot tersebut dirancang khusus untuk menangani budidaya tanaman tomat, dengan kemampuan utama melakukan penyerbukan buatan secara mandiri. Teknologi ini diharapkan mampu mengatasi kendala tenaga kerja manusia sekaligus meningkatkan efisiensi produksi pertanian secara signifikan.

Robot ini dilengkapi dengan sistem lengan bionik ramping yang mampu bergerak secara presisi di antara rumpun tanaman tomat. Menggunakan teknologi penglihatan 3D, robot melakukan pemindaian menyeluruh terhadap lingkungan sekitarnya. Ketika menemukan bunga yang siap diserbuki, sensor di ujung lengan robot akan menganalisis viskositas serbuk sari dengan kecepatan proses dalam hitungan milidetik.

China Kembangkan Robot AI Teknologi Tinggi

Setelah kondisi optimal terdeteksi, robot akan mengaktifkan mekanisme getaran berfrekuensi tinggi untuk mengatomisasi serbuk sari, kemudian meletakkannya secara presisi pada bunga target di dekatnya. Proses ini meniru fungsi penyerbukan alami, namun dengan tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi dan konsistensi yang tidak terpengaruh kondisi eksternal seperti cuaca atau kelelahan operator.

Setelah menyelesaikan satu siklus penyerbukan, robot secara otomatis berpindah ke tanaman berikutnya dengan kemampuan navigasi otonom, serta dapat menghindari rintangan seperti dedaunan atau batang tanaman, seolah-olah memiliki tingkat kesadaran ruang layaknya manusia.

Proyek ini merupakan hasil pengembangan intensif selama empat tahun yang dipimpin oleh Dr. Shang Huiliang, seorang dosen senior di Universitas Fudan. Tim peneliti mengembangkan teknologi ini melalui empat generasi purwarupa, masing-masing mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan, efisiensi, dan stabilitas pengoperasian.

Berbeda dari alat pertanian konvensional yang biasanya hanya memiliki satu fungsi tunggal, robot cerdas buatan Universitas Fudan ini mampu menjalankan berbagai tahapan proses budidaya tomat, mulai dari penyerbukan, pemangkasan daun, penjarangan buah, hingga pemanenan. Kemampuan tersebut menjadikannya sebagai unit kerja pertanian yang lengkap, fleksibel, dan efisien.

“Kami merancang robot ini untuk dapat melakukan pengambilan keputusan secara mandiri dengan kemampuan persepsi, logika, dan eksekusi yang menyerupai manusia,” ujar Shang dalam wawancara resminya.

Sinergi Antardisiplin Ilmu

Proyek ini diawali pada tahun 2021, ketika tim menilai bahwa sektor pertanian merupakan salah satu area strategis untuk penerapan otomatisasi berbasis kecerdasan buatan. Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah sederhana. Proses memanen buah yang tersembunyi atau menavigasi ruang yang penuh daun dan ranting mungkin terlihat mudah bagi manusia, tetapi sangat kompleks bagi sistem mesin.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim mengadopsi pendekatan interdisipliner, bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang. Ahli optik dan algoritma dilibatkan untuk menyelesaikan masalah visualisasi dan pengenalan objek, sementara insinyur material dan ahli mesin mengembangkan lengan robot yang lentur dan responsif. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya andal dalam pengambilan data, tetapi juga akurat dalam pelaksanaan fisik.

Seiring waktu, terbentuklah satuan kerja riset yang terdiri atas spesialis dalam bidang teknik mesin, elektronik, kontrol otomatis, pengembangan perangkat lunak, serta kecerdasan buatan. Kolaborasi ini memungkinkan penggabungan antara kecepatan, ketepatan, dan kecerdasan dalam satu platform robotika pertanian.

Efisiensi Tinggi dan Potensi Komersialisasi

Model generasi keempat dari robot ini kini sedang menjalani uji coba lapangan di pertanian milik Bright Food Group yang berlokasi di Chongming. Berdasarkan hasil pengujian, robot mampu menggantikan peran setidaknya enam tenaga kerja manusia untuk tugas-tugas tertentu. Efisiensi operasional tersebut memicu ketertarikan tinggi dari sektor industri dan perusahaan agribisnis.

“Dalam berbagai kondisi lingkungan pertanian yang menantang, model kami menunjukkan tingkat keberhasilan penyerbukan di atas 90 persen,” ujar Li Ruijiao, anggota tim peneliti yang terlibat langsung dalam pengujian di lapangan.

Selain kinerja teknis, keterjangkauan biaya dan potensi skalabilitas sistem menjadi daya tarik tersendiri bagi mitra industri yang ingin mengadopsi teknologi ini secara luas.

Berorientasi Masalah, Berbasis Kebutuhan Lapangan

Salah satu kekuatan utama dari pendekatan riset ini adalah orientasinya yang berfokus pada kebutuhan nyata petani. Tim peneliti secara aktif melakukan kunjungan lapangan dan pengumpulan data di lebih dari 20 lokasi pertanian di Shanghai serta sejumlah provinsi seperti Qinghai, Guangdong, dan Hainan. Pendekatan ini memungkinkan tim untuk merumuskan solusi yang sesuai dengan tantangan aktual di lapangan.

“Kami membalik paradigma penelitian dan pengembangan tradisional. Kami memulai dari masalah yang dihadapi petani, kemudian merancang teknologi berdasarkan konteks dunia nyata,” tambah Li.

Model pengembangan seperti ini mencerminkan inovasi berbasis kebutuhan (demand-driven innovation), di mana riset tidak lagi bersifat spekulatif semata, melainkan diarahkan untuk menjawab permasalahan praktis dan berdampak langsung terhadap produktivitas sektor pertanian.

Penutup

Inovasi robot pertanian cerdas yang dikembangkan oleh Universitas Fudan merupakan contoh nyata integrasi teknologi tinggi dengan sektor tradisional. Dengan menggabungkan penglihatan buatan, pengambilan keputusan berbasis AI, dan keterampilan manipulatif melalui lengan bionik, sistem ini menciptakan revolusi dalam cara pertanian dilakukan.

Jika dikembangkan dan diadopsi secara masif, robot ini berpotensi menjadi solusi strategis bagi tantangan ketenagakerjaan di sektor pertanian sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara menyeluruh. Masa depan pertanian cerdas kini tidak lagi sekadar konsep, melainkan mulai terwujud secara nyata.

Baca Juga : Trump Teken Perintah Ekseskutif Untuk Dukung Industri Batu Bara

Exit mobile version