Site icon Missonnews-Pusatnya Semua Berita Indonesia Terkini Terpercaya, Dan Terpopuler

Saham Tambang dan Energi Jadi Incaran Investor Asing, Ini Alasannya

Saham Tambang dan Energi Jadi Incaran Investor Asing, Ini Alasannya

Saham Tambang dan Energi Jadi Incaran Investor Asing, Ini Alasannya

Saham Tambang dan Energi Jadi Incaran Investor Asing, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir, bursa saham Indonesia mencatat lonjakan signifikan dalam aktivitas transaksi asing, khususnya pada saham-saham sektor tambang dan energi.

Investor asing terlihat aktif mengakumulasi saham-saham emiten besar di sektor ini, seperti PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), hingga PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Fenomena ini bukan tanpa sebab

Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi pasar keuangan, sektor tambang dan energi dinilai sebagai pilihan yang aman

dan menjanjikan, baik dari sisi fundamental perusahaan, tren permintaan global, maupun proyeksi harga komoditas dalam jangka menengah hingga panjang.

Saham Tambang dan Energi Jadi Incaran Investor Asing, Ini Alasannya

Artikel ini akan mengupas mengapa sektor tambang dan energi menjadi primadona baru bagi investor asing, serta potensi yang dapat dimanfaatkan investor lokal.


Permintaan Global Komoditas Kembali Meningkat

Salah satu faktor utama yang mendorong minat investor asing terhadap saham tambang dan energi adalah meningkatnya permintaan global

terhadap komoditas seperti batu bara, nikel, emas, dan minyak bumi. Pemulihan ekonomi pasca pandemi di berbagai negara

telah menciptakan lonjakan kebutuhan energi dan bahan baku industri.

Negara-negara besar seperti Tiongkok, India, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah tercatat mengalami peningkatan

konsumsi energi, seiring dengan percepatan proyek infrastruktur dan transisi menuju energi ramah lingkungan.

Hal ini menciptakan permintaan ganda—baik terhadap energi fosil untuk menopang kebutuhan saat ini

maupun terhadap mineral kritis seperti nikel dan tembaga untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Sebagai produsen utama komoditas tersebut, Indonesia menempati posisi strategis dalam rantai pasok global.

Hal ini menjadikan emiten tambang dan energi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai target investasi jangka panjang.


Fundamental Emiten Tambang dan Energi yang Kuat

Banyak emiten sektor tambang dan energi di Indonesia mencatat laba bersih yang mengesankan sepanjang tahun 2023 dan kuartal awal 2024.

Hal ini dipicu oleh harga jual komoditas yang relatif tinggi serta efisiensi operasional yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Contohnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan peningkatan pendapatan hingga dua digit berkat kenaikan produksi batu bara dan diversifikasi ke energi terbarukan.

Sementara PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mendapat suntikan sentimen positif dari proyek-proyek migas baru yang mulai beroperasi komersial.

Dari sisi rasio keuangan, banyak perusahaan tambang memiliki margin laba bersih yang stabil, tingkat

utang yang terkendali, serta dividen yield yang menarik, menjadikan saham-saham tersebut sebagai instrumen yang solid

bagi investor yang menghindari volatilitas tinggi di sektor teknologi dan keuangan.


Stabilitas Harga Komoditas Menjadi Katalis Positif

Harga komoditas tambang dan energi dunia masih menunjukkan stabilitas yang positif. Meskipun mengalami fluktuasi minor

harga batu bara tetap berada di atas level psikologis USD 130 per ton, sementara emas terus mencetak rekor baru akibat ketegangan geopolitik dan permintaan sebagai safe haven.

Di sisi lain, harga nikel dan tembaga, dua komoditas kunci dalam industri baterai dan kendaraan listrik, juga diperkirakan akan kembali menguat seiring dengan peningkatan produksi kendaraan listrik global.

Proyeksi bullish terhadap komoditas membuat saham-saham tambang semakin dilirik, khususnya oleh investor

institusi dari Eropa dan Asia Timur yang mencari portofolio yang tahan terhadap inflasi dan resesi.


Sentimen Transisi Energi dan Green Economy

Selain faktor ekonomi, tren transisi energi global turut mendongkrak minat terhadap sektor tambang.

Logam seperti nikel tembaga, dan litium menjadi tulang punggung dalam pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) dan infrastruktur energi baru terbarukan.

Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia, memiliki keunggulan komparatif dalam menyediakan bahan baku strategis untuk green economy global. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi primadona.

Investor asing yang ingin mendapatkan paparan terhadap ekosistem hijau masa depan memandang saham tambang Indonesia sebagai pintu masuk yang menjanjikan.


Peningkatan Akses dan Kepercayaan Terhadap Bursa Indonesia

Langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI)

dalam meningkatkan transparansi, likuiditas, dan kemudahan akses investasi asing, juga menjadi faktor pendukung penting.

Saat ini, sistem perdagangan saham Indonesia sudah terintegrasi secara global dengan berbagai platform investasi internasional.

Banyak investor asing kini dapat melakukan transaksi secara real-time dan mendapat akses langsung terhadap laporan keuangan, corporate action, dan proyeksi emiten-emiten lokal.

Dengan membaiknya iklim investasi dan peringkat kredit Indonesia yang tetap stabil, risiko negara (country risk) juga dinilai cukup rendah untuk kategori pasar berkembang.

Baca juga:Promo Spesial Tarif Transjakarta untuk Perempuan Hari Ini Cuma Rp 1


Strategi Investasi Jangka Menengah

Para analis menyarankan investor untuk mempertimbangkan sektor tambang dan energi sebagai bagian dari portofolio jangka menengah hingga panjang.

Pasalnya, meskipun ada siklus harga komoditas yang fluktuatif, permintaan struktural jangka panjang terhadap sumber daya alam tetap tinggi.

Beberapa strategi yang bisa diadopsi investor:

Investor juga diimbau untuk tidak hanya tergiur oleh kenaikan harga, tetapi melakukan analisis terhadap laporan keuangan

proyek ekspansi, dan komitmen ESG (environmental, social, governance) dari emiten yang dipilih.


Penutup: Momentum yang Tak Boleh Dilewatkan

Minat investor asing terhadap saham tambang dan energi mencerminkan kekuatan sektor ini dalam menghadapi ketidakpastian global.

Dengan kombinasi antara permintaan yang kuat, harga komoditas yang stabil, dan fundamental perusahaan yang sehat, sektor ini menjadi magnet investasi yang menjanjikan.

Bagi investor lokal, ini adalah momentum yang tidak boleh dilewatkan.

Ketika dana asing masuk, harga saham cenderung naik seiring dengan likuiditas dan sentimen pasar yang membaik.

Menjadi bagian dari tren ini dapat memberikan keuntungan signifikan, tentunya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi.

Exit mobile version