Nilai Ekspor Kamboja Naik

Nilai Ekspor Kamboja Naik 14 Persen Pada Januari Di Tahun 2025 Aktivitas perdagangan luar negeri Kerajaan Kamboja menunjukkan tren pertumbuhan yang positif sepanjang empat bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis oleh Departemen Umum Bea dan Cukai Kamboja pada Sabtu (10/5), total nilai ekspor negara tersebut mencapai 9,13 miliar dolar Amerika Serikat (AS), mencatatkan kenaikan sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Peningkatan ini mencerminkan pemulihan sektor manufaktur dan pertanian Kamboja, sekaligus menunjukkan keefektifan kebijakan ekonomi luar negeri yang dijalankan pemerintah setempat dalam memperkuat daya saing produk domestik di pasar global.

Menurut laporan tersebut, sejumlah produk unggulan masih mendominasi total ekspor Kamboja, antara lain tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, produk perjalanan (travel goods), sepeda, serta ban kendaraan. Selain produk manufaktur, komoditas pertanian juga memberikan kontribusi signifikan. Produk seperti beras, karet, singkong, pisang, mangga, dan kelengkeng tercatat sebagai komoditas ekspor potensial yang menunjukkan permintaan tinggi dari pasar internasional.

Nilai Ekspor Kamboja Naik 14 Persen Komoditas Ekspor

Nilai ekspor Kamboja naik 14 persen pada periode Januari-April 2025

Panel surya juga disebut dalam daftar produk ekspor utama, menunjukkan bahwa Kamboja mulai menjajaki pasar energi terbarukan sebagai sektor baru yang menjanjikan dalam ekspor non-tradisional.

Laporan yang sama juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi mitra dagang utama Kamboja, disusul oleh Vietnam, Jepang, Tiongkok, dan Kanada. Kelima negara ini menyerap sebagian besar barang ekspor Kamboja dan menunjukkan stabilitas permintaan terhadap produk-produk asal negara tersebut.

Amerika Serikat, khususnya, tercatat sebagai pasar terbesar untuk produk pakaian dan barang-barang perjalanan, sementara Jepang dan Tiongkok menunjukkan minat tinggi terhadap komoditas pertanian dan suku cadang. Vietnam memainkan peran penting sebagai mitra dagang regional yang turut mendistribusikan kembali sebagian ekspor Kamboja ke kawasan Asia Tenggara lainnya.

Di sisi lain, volume impor Kamboja pada periode Januari hingga April 2025 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Nilai impor tercatat mencapai 10,36 miliar dolar AS, mengalami pertumbuhan sebesar 19,7 persen secara tahunan. Kenaikan ini menunjukkan meningkatnya kebutuhan domestik terhadap bahan baku industri dan barang konsumsi, seiring dengan aktivitas ekonomi nasional yang kembali menguat.

Komoditas impor utama meliputi minyak bumi dan turunannya, bahan mentah untuk produksi pakaian, sepatu, dan perlengkapan perjalanan, serta kendaraan bermotor, mesin, peralatan elektronik, dan produk kebutuhan rumah tangga. Tingginya volume impor bahan baku industri mencerminkan ekspansi sektor manufaktur dan industri ringan yang tengah berlangsung di negara tersebut.

Peran Perjanjian Perdagangan dalam Peningkatan Performa Ekspor

Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Perdagangan Kamboja, Penn Sovicheat, menyampaikan bahwa pencapaian ekspor ini tidak lepas dari kontribusi positif perjanjian perdagangan bebas yang telah dijalin Kamboja dengan mitra internasional.

Ia secara khusus menyoroti dua kesepakatan besar yang telah memberikan dampak signifikan, yaitu Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta Perjanjian Perdagangan Bebas Kamboja-Tiongkok atau Cambodia-China Free Trade Agreement (CCFTA).

“Implementasi kedua perjanjian tersebut telah menjadi motor penggerak utama dalam memperluas akses pasar Kamboja di kawasan Asia dan sekitarnya. Tidak hanya meningkatkan volume perdagangan, tetapi juga memperkuat daya saing produk lokal di pasar global,” ujar Sovicheat dalam keterangannya kepada kantor berita Xinhua.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kemudahan tarif dan fasilitas perdagangan yang diperoleh dari RCEP dan CCFTA telah memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usaha di Kamboja, terutama sektor UMKM dan industri pengolahan.

Selain memperkuat performa perdagangan, keberadaan perjanjian-perjanjian tersebut juga dinilai berdampak positif terhadap iklim investasi. Sovicheat menambahkan bahwa keterbukaan pasar yang dihasilkan dari perjanjian dagang turut mendorong minat investor asing untuk menanamkan modal di Kamboja.

“RCEP dan CCFTA bukan hanya instrumen perdagangan semata, tetapi juga merupakan magnet bagi investasi langsung luar negeri yang tengah kita upayakan untuk terus bertumbuh,” tegasnya.

Pemerintah Kamboja menyambut baik potensi peningkatan arus investasi tersebut dan berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, transparan, serta bebas hambatan.

Outlook Ekonomi Kamboja 2025

Dengan capaian perdagangan yang cukup menggembirakan dalam empat bulan pertama, Kamboja diproyeksikan mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil sepanjang tahun 2025. Pemerintah setempat optimis bahwa tren peningkatan ekspor dan penguatan neraca perdagangan akan berkontribusi terhadap perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan negara, dan penguatan sektor industri domestik.

Meski demikian, sejumlah tantangan tetap perlu diperhatikan, termasuk fluktuasi harga komoditas global, ketegangan geopolitik, serta perubahan kebijakan dagang dari negara mitra yang dapat mempengaruhi arus ekspor dan impor.

Kementerian Perdagangan Kamboja telah menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi perkembangan global dan melakukan penyesuaian kebijakan secara tepat waktu guna menjaga daya tahan sektor perdagangan.

Baca Juga : Israel Dilanda Kebakaran Terparah dalam Sejarah, Pejabat Zionis Saling Menyalahkan

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.