Tuding India Terlibat Teror Khuzdar, Pakistan Bersumpah Akan Balas Dendam
Ketegangan antara dua negara bertetangga di Asia Selatan, India dan Pakistan, kembali memanas menyusul serangan mematikan di wilayah Khuzdar, Provinsi Balochistan, Pakistan. Pemerintah Pakistan secara resmi menuduh India berada di balik serangan tersebut, yang menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Ledakan yang terjadi di sebuah pasar pada Senin malam itu disebut sebagai salah satu aksi teror paling berdarah di kawasan tersebut sepanjang tahun 2025.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan menyatakan bahwa bukti-bukti awal menunjukkan keterlibatan dinas intelijen India, RAW (Research and Analysis Wing), dalam mendalangi serangan ini. Pernyataan tegas dan emosional pun dikeluarkan oleh Perdana Menteri Pakistan, yang bersumpah akan membalas tindakan tersebut dengan “segala cara yang diperlukan.”
Tuding India Terlibat Teror Khuzdar, Pakistan Bersumpah Akan Balas Dendam
Serangan di Khuzdar terjadi ketika aktivitas pasar sedang padat menjelang malam. Bom meledak di dekat area pedagang kaki lima, menewaskan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak. Laporan dari kepolisian setempat menyebutkan bahwa bahan peledak ditanam di bawah kendaraan dan diledakkan dari jarak jauh. Ledakan besar tersebut menghancurkan beberapa kios dan kendaraan yang berada di sekitarnya.
Petugas keamanan dan tim medis segera dikerahkan ke lokasi. Korban luka dibawa ke rumah sakit Khuzdar Teaching Hospital, dan beberapa di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis.
“Ini adalah tindakan pengecut yang ditujukan untuk menciptakan ketakutan dan kekacauan,” ujar Komandan Militer Wilayah Selatan, Mayor Jenderal Ahmed Saeed.
Pakistan Tuding India dan Siap Membalas
Pemerintah Pakistan tidak membutuhkan waktu lama untuk mengeluarkan pernyataan resmi. Dalam konferensi pers keesokan harinya, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Rana Sanaullah, menyatakan bahwa intelijen mereka memiliki bukti kuat mengenai keterlibatan India dalam mendalangi aksi teror tersebut. Ia menyebut bahwa pihaknya telah melacak komunikasi dari luar negeri yang terkait dengan jaringan pelaku di dalam negeri.
“Ini bukan kali pertama India terlibat dalam operasi rahasia untuk mendestabilisasi wilayah kami, khususnya Balochistan. Namun kali ini, darah warga sipil Pakistan telah tumpah. Dan kami tidak akan diam,” tegasnya.
Pemerintah Pakistan juga memanggil Duta Besar India di Islamabad untuk menyampaikan nota protes resmi. Di sisi lain, Islamabad mengancam akan mengambil tindakan diplomatik dan militer jika India tidak memberikan klarifikasi memadai.
India Membantah Keras
Menanggapi tuduhan tersebut, Kementerian Luar Negeri India secara tegas membantah keterlibatan mereka dalam insiden Khuzdar. Juru bicara kementerian, Arindam Bagchi, menyebut tuduhan itu sebagai “tidak berdasar dan dimotivasi oleh kepentingan politik domestik Pakistan.”
“Kami menolak dengan keras segala bentuk tuduhan yang menyebutkan India terlibat dalam insiden kekerasan di wilayah Pakistan. India tidak pernah mendukung aksi terorisme lintas batas,” ujar Bagchi.
India juga menuduh Pakistan mencoba mengalihkan perhatian dari masalah internal mereka sendiri dengan terus-menerus menuding India tanpa bukti konkret.
Balochistan: Wilayah yang Rawan Konflik
Provinsi Balochistan memang telah lama menjadi wilayah paling bergolak di Pakistan. Selain menjadi lokasi konflik antara militer dan kelompok separatis Baloch, provinsi ini juga rawan disusupi oleh kelompok ekstremis bersenjata, termasuk afiliasi Taliban dan ISIS.
Selama bertahun-tahun, Pakistan menuduh India mendukung kelompok separatis di Balochistan guna melemahkan stabilitas dalam negeri. Tuduhan-tuduhan ini diperkuat oleh beberapa penangkapan agen asing dan pengakuan sejumlah tersangka yang disiarkan secara nasional.
Namun, komunitas internasional hingga kini belum pernah mendapatkan bukti valid dan independen yang membenarkan klaim Pakistan secara mutlak. Sementara itu, India tetap konsisten membantah semua tuduhan.
Seruan Internasional untuk Menahan Diri
Menyusul meningkatnya ketegangan, beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, dan Arab Saudi menyerukan agar kedua negara menahan diri dan menyelesaikan perbedaan melalui jalur diplomatik. PBB juga menyatakan keprihatinannya terhadap potensi eskalasi konflik antara India dan Pakistan, yang sama-sama merupakan kekuatan nuklir di kawasan.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal PBB meminta kedua pihak untuk bekerja sama menyelidiki insiden Khuzdar dan menghindari tindakan provokatif yang bisa memicu perang terbuka.
Baca juga:Bantuan Subsidi Upah Diberikan Juni-Juli, Ini Besaran BSU 2025 Per Bulannya
Kesimpulan
Insiden ledakan di Khuzdar bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga menjadi titik api baru dalam konflik panjang antara India dan Pakistan.
Dengan saling tuding dan ancaman balasan, situasi politik dan keamanan di Asia Selatan kembali berada di titik kritis. Saat dunia berharap pada jalur damai, kedua negara tampaknya justru semakin keras mempertahankan posisi masing-masing. Waktu akan menjawab apakah diplomasi bisa meredakan ketegangan, atau justru konflik bersenjata yang akan jadi jalan berikutnya.