Israel Klaim Tewaskan Orang Terdekat Khamenei, Panglima Baru Iran
Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali meningkat setelah Israel mengklaim telah menewaskan seorang pejabat militer
tinggi Iran yang disebut sebagai orang dekat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Sosok yang tewas tersebut diyakini merupakan panglima militer baru Iran yang memiliki peran strategis dalam struktur pertahanan dan keamanan negara itu.
Kabar ini pertama kali muncul dalam pernyataan resmi militer Israel pada Selasa, 17 Juni 2025, yang menyebutkan bahwa
serangan presisi udara dilakukan terhadap sebuah lokasi strategis di Suriah yang diduga digunakan oleh Pasukan Quds, cabang elit dari Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Klaim dari Militer Israel
Dalam pernyataannya, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa target serangan merupakan “tokoh kunci dalam jaringan
militer Iran yang aktif di Suriah dan Lebanon”, serta memiliki kedekatan langsung dengan pemimpin tertinggi Iran.
Israel menyebutkan bahwa individu tersebut baru saja ditunjuk sebagai panglima baru yang memimpin operasi eksternal Iran di kawasan Timur Tengah.
“Serangan ini ditujukan untuk menghentikan aktivitas destabilisasi yang dilakukan oleh elemen-elemen militer
Iran yang selama ini menargetkan wilayah Israel melalui proksi mereka,” ujar Daniel Hagari, juru bicara militer Israel.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan operasi tersebut merupakan bagian dari strategi pre-emptive
Israel untuk menjaga keamanan nasional dan mencegah perluasan pengaruh militer Iran di perbatasan utara Israel.
Reaksi dari Iran
Pemerintah Iran belum memberikan konfirmasi resmi atas klaim Israel tersebut, namun media pemerintah Iran menyebut bahwa
memang telah terjadi serangan udara di dekat Damaskus, Suriah, yang menyebabkan korban jiwa di pihak militer.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa korban merupakan pejabat senior IRGC yang tengah melakukan koordinasi operasi regional.
Seorang sumber dari Kementerian Luar Negeri Iran menyebut bahwa tindakan Israel adalah bentuk agresi terang-terangan yang tidak akan dibiarkan begitu saja.
Ia menegaskan bahwa Iran memiliki hak untuk membela diri dan membalas segala bentuk serangan terhadap warganya.
“Rezim Zionis telah kembali melanggar hukum internasional dengan melakukan pembunuhan terhadap komandan militer kami.
Tindakan ini akan mendapat balasan setimpal pada waktunya,” ujar pernyataan tersebut yang dikutip oleh kantor berita Mehr.
Analisis dan Dampak Regional
Para analis menyebut bahwa pembunuhan tokoh militer senior Iran ini dapat memicu eskalasi baru
antara Israel dan Iran, serta memperkeruh situasi keamanan di kawasan Timur Tengah.
Apalagi jika benar bahwa tokoh yang tewas memiliki hubungan dekat dengan Ayatollah Khamenei, maka serangan ini
bisa dianggap sebagai serangan simbolis terhadap struktur kekuasaan Iran.
“Ini bukan hanya soal operasi militer biasa. Ini adalah sinyal bahwa Israel sedang mengirim pesan keras kepada
Iran bahwa mereka akan menindak siapa pun yang terlibat dalam aktivitas anti-Israel, bahkan sampai ke lingkaran
dalam kekuasaan Teheran,” kata Arieh Mendelson, analis pertahanan dari Universitas Tel Aviv.
Kematian seorang panglima baru Iran juga menimbulkan pertanyaan terkait arah kebijakan militer Iran ke depan.
Selama ini, panglima Pasukan Quds memiliki peran penting dalam merancang dan mengoordinasikan operasi milisi pro-Iran di Lebanon (Hizbullah), Suriah, Irak, dan Yaman.
Ketegangan di Suriah
Suriah, yang menjadi lokasi serangan, kembali menjadi titik panas dalam konflik tak berujung antara Israel dan Iran.
Pemerintah Suriah sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kejadian ini, namun laporan media lokal menyebutkan bahwa terdapat sejumlah ledakan besar di sekitar Damaskus pada malam hari.
Serangan udara di wilayah Suriah bukanlah hal baru bagi Israel. Selama beberapa tahun terakhir, Israel secara rutin
melakukan serangan terhadap fasilitas militer yang dikaitkan dengan Iran dan Hizbullah, dengan dalih mempertahankan keamanan nasional dari ancaman lintas batas.
Namun, serangan terbaru ini dinilai paling signifikan karena menyasar tokoh penting dalam struktur pertahanan
Iran dan dilakukan secara terbuka dengan pernyataan resmi.
Reaksi Internasional
Komunitas internasional menyampaikan keprihatinannya atas eskalasi ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan provokatif yang dapat memperburuk stabilitas kawasan.
“Peningkatan kekerasan di Timur Tengah tidak akan membawa solusi, hanya penderitaan lebih banyak bagi rakyat sipil,” ujar juru bicara Sekjen PBB.
Sementara itu, Rusia dan China, yang dikenal sebagai sekutu Iran, mengecam serangan Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan negara lain. Amerika Serikat, di sisi lain, menyatakan bahwa mereka terus memantau situasi dan mendorong solusi diplomatik atas konflik yang terus berlangsung.
Baca juga:Kasus Korupsi BSPS Mandek, Warga Sumenep Datangi Kejagung RI
Penutup
Serangan Israel yang menewaskan orang dekat Ayatollah Khamenei sekaligus panglima baru Iran
menjadi perkembangan terbaru yang berpotensi mengubah dinamika konflik di Timur Tengah. Meskipun masih
menunggu klarifikasi resmi dari pihak Iran, aksi ini sudah memunculkan ketegangan baru yang dapat memicu konfrontasi terbuka.
Masyarakat internasional kini menanti bagaimana Iran akan merespons serangan ini, serta apakah ketegangan
ini akan meluas menjadi konflik bersenjata yang lebih besar atau justru menjadi awal dari diplomasi yang lebih intens untuk mencegah perang terbuka.