Kenapa AS Selalu Dukung Israel?
Dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap Israel merupakan salah satu hubungan bilateral paling kuat dan konsisten dalam politik internasional modern.
Ketika konflik Israel dan Palestina kembali memanas, banyak pihak—terutama di dunia internasional
termasuk Indonesia—bertanya: mengapa AS selalu berpihak pada Israel?
Jawaban dari pertanyaan ini tidak sesederhana hitam-putih. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi
hubungan erat antara Amerika Serikat dan Israel, mulai dari sejarah, politik luar negeri, kepentingan ekonomi, hingga pertimbangan strategis di kawasan Timur Tengah.

1. Faktor Sejarah dan Ideologi
Hubungan AS dan Israel sudah terjalin sejak Israel menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1948
Amerika Serikat adalah negara pertama yang secara de facto mengakui Israel sebagai negara merdeka
hanya beberapa menit setelah deklarasi tersebut diumumkan oleh David Ben-Gurion.
Sejak saat itu, Israel dianggap sebagai “sekutu demokrasi” Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah
di tengah dominasi negara-negara Arab yang cenderung bersikap kritis terhadap Barat. Israel sering
digambarkan sebagai benteng demokrasi liberal di wilayah penuh ketegangan geopolitik, dan hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri AS yang pro-demokrasi.
2. Kepentingan Strategis di Timur Tengah
Timur Tengah merupakan kawasan yang sangat strategis, terutama karena kekayaan minyaknya dan posisinya yang sensitif terhadap keamanan global.
Dengan menjadikan Israel sebagai sekutu utama, AS dapat menjaga kehadiran militernya di kawasan, sekaligus mengawasi pergerakan negara-negara seperti Iran, Suriah, dan kelompok militan yang dianggap ancaman.
Selain itu, Israel memiliki kapasitas intelijen dan militer yang canggih, yang membuatnya menjadi mitra penting dalam pertukaran informasi strategis dan operasi kontra-terorisme global.
3. Lobi Politik yang Kuat
Faktor penting lainnya adalah kekuatan lobi pro-Israel di dalam negeri Amerika Serikat, khususnya AIPAC
(American Israel Public Affairs Committee). Organisasi ini secara aktif mempengaruhi kebijakan luar negeri AS melalui pendekatan ke anggota Kongres dan tokoh-tokoh politik penting.
Banyak anggota parlemen AS dari Partai Demokrat maupun Republik mendapat dukungan politik dan
finansial dari kelompok pro-Israel, sehingga sangat berhati-hati dalam menyampaikan kritik terhadap Israel, bahkan saat isu pelanggaran HAM mencuat di media internasional.
4. Hubungan Ekonomi dan Teknologi
Israel merupakan salah satu mitra dagang dan inovasi teknologi terpenting bagi AS. Negara kecil ini memiliki
ekosistem teknologi yang kuat, terutama di bidang pertahanan, keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), dan agrikultur canggih.
Amerika Serikat melihat investasi di Israel sebagai peluang strategis jangka panjang, baik dari segi ekonomi maupun pertahanan.
Banyak perusahaan teknologi AS juga memiliki kantor atau proyek kolaborasi dengan startup dan institusi riset Israel.
5. Faktor Politik Domestik dan Pemilih Evangelis
Dukungan AS terhadap Israel juga dipengaruhi oleh faktor politik domestik. Salah satu basis pemilih
penting di Amerika adalah kelompok Kristen Evangelis yang meyakini nilai religius dalam mendukung
eksistensi negara Israel berdasarkan narasi-narasi dalam Kitab Suci.
Kelompok ini memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan luar negeri, terutama di kalangan konservatif dan Partai Republik.
Dukungan terhadap Israel menjadi salah satu isu moral dan spiritual yang mereka perjuangkan dalam politik AS.
Kesimpulan
Dukungan AS terhadap Israel bukan hanya sekadar kebijakan luar negeri biasa, melainkan hasil dari kombinasi
sejarah panjang, kepentingan strategis, tekanan politik domestik, dan kesamaan nilai demokrasi.
Meski dukungan ini kerap menuai kritik global, terutama saat konflik kemanusiaan
terjadi di Gaza dan wilayah Palestina lainnya, pemerintah AS masih melihat Israel sebagai mitra yang sangat penting di kawasan Timur Tengah.
Baca juga: AS Ikut Serang Iran, Rupiah Bisa Tertekan, Emas dan Dollar AS Bakal Menguat