Pesan Prabowo ke Pengusaha: Cari Untung yang Benar, Jangan Botol Minyak Goreng Dikurangi 20 Persen
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, kembali menyampaikan pesan tegas kepada para pelaku usaha di Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan berbicara di hadapan pengusaha, Prabowo mengingatkan pentingnya menjaga integritas dalam berbisnis, terutama dalam hal mencari keuntungan.
Ia menyoroti praktik-praktik curang yang masih terjadi, salah satunya adalah mengurangi isi produk tanpa transparansi, seperti botol minyak goreng yang isinya disusutkan diam-diam.
Pesan Prabowo ke Pengusaha: Cari Untung yang Benar, Jangan Botol Minyak Goreng Dikurangi 20 Persen
Dalam pernyataannya, Prabowo menekankan bahwa mencari keuntungan adalah hal wajar dalam dunia usaha. Namun ia mengingatkan bahwa keuntungan itu harus diperoleh dengan cara yang benar dan adil, bukan dengan merugikan konsumen. Ia menyindir praktik pengecilan isi produk secara diam-diam sebagai contoh nyata dari etika bisnis yang buruk.
“Jangan botolnya masih kelihatan sama, tapi isinya dikurangi 20 persen. Ini tidak jujur,” ujar Prabowo. Ia menilai bahwa tindakan seperti itu dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap dunia usaha dan menghambat upaya pemerintah dalam membangun ekonomi yang sehat.
Isu “Shrinkflation” dalam Dunia Usaha
Pernyataan Prabowo tersebut merujuk pada praktik yang dikenal dengan istilah shrinkflation, yaitu strategi bisnis di mana ukuran atau isi suatu produk dikurangi, namun harganya tetap sama. Praktik ini kerap terjadi secara diam-diam tanpa pemberitahuan yang jelas pada kemasan.
Meski secara teknis tidak melanggar hukum, shrinkflation sering kali dianggap sebagai bentuk manipulasi yang menyesatkan konsumen. Prabowo menggarisbawahi bahwa model bisnis seperti ini tidak sejalan dengan semangat keadilan dan transparansi yang ingin ia dorong dalam pemerintahannya.
Harapan Terhadap Dunia Usaha di Era Kepemimpinannya
Sebagai Presiden terpilih, Prabowo berharap agar para pelaku usaha menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun ekonomi rakyat.
Ia ingin pengusaha tidak hanya mengejar profit, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Bangunlah ekonomi Indonesia dengan cara yang benar, yang beradab, dan jangan cari untung dengan menipu rakyat kecil,” tegasnya. Menurut Prabowo, kepercayaan masyarakat adalah modal utama dalam dunia usaha, dan hal itu hanya bisa dicapai jika pelaku bisnis menerapkan prinsip kejujuran.
Tanggapan dan Respons dari Pengusaha
Pernyataan Prabowo mendapat berbagai tanggapan dari kalangan dunia usaha. Sebagian besar pelaku industri mengaku memahami maksud dari pesan tersebut dan setuju bahwa transparansi harus dijunjung tinggi.
Mereka menyatakan kesiapan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan adil.
Namun di sisi lain, ada pula pengusaha yang berharap pemerintah dapat memberikan dukungan insentif dan perlindungan usaha, terutama di tengah tantangan global dan naiknya harga bahan baku.
Mereka menilai bahwa transparansi dan keuntungan yang wajar bisa berjalan seimbang bila iklim usaha juga kondusif.
Peran Pemerintah dalam Menjaga Etika Bisnis
Prabowo juga menegaskan bahwa pemerintah ke depan akan memperkuat pengawasan terhadap praktik usaha tidak sehat.
Ia ingin negara hadir untuk memastikan konsumen tidak dirugikan dan pelaku usaha bersaing secara fair.
Ia membuka kemungkinan adanya regulasi atau sistem label transparan yang menjelaskan perubahan isi produk kepada konsumen.
Tujuannya bukan untuk membatasi bisnis, melainkan menciptakan hubungan yang saling menghormati antara produsen dan pembeli.
Penutup: Pesan Tegas Demi Ekonomi yang Adil
Pesan Prabowo kepada pengusaha bukan sekadar kritik, tetapi juga ajakan untuk menata ulang arah bisnis nasional.
Dengan prinsip keadilan dan kejujuran, Indonesia diharapkan dapat membangun ekonomi yang kokoh dan beretika.
Di tengah kepercayaan rakyat yang semakin besar terhadap pemerintahan baru, dunia usaha memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan tersebut.
Jika pengusaha mampu menunjukkan komitmen pada integritas, maka pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.
Baca juga: Indonesia Siap Terima Investasi Rp 1.600 Triliun untuk Hilirisasi pada November 2025