Wamen PPPA Apresiasi Langkah Cepat Gus Fawait dalam Tingkatkan Layanan RSD dr. Soebandi Jember
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Lenny Rosalin, menyampaikan
apresiasi atas aksi cepat yang dilakukan Gus Fawait, anggota DPRD Jawa Timur, dalam mendukung peningkatan layanan di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi, Jember.
Menurutnya, inisiatif Gus Fawait menjadi bentuk nyata dari kolaborasi antara pemerintah dan wakil rakyat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak.
Dalam kunjungannya ke Jember, Wamen PPPA melihat langsung perkembangan fasilitas dan layanan yang mulai diarahkan pada pemenuhan hak-hak dasar, khususnya bagi kelompok rentan.
Ia menyebut bahwa perbaikan infrastruktur dan peningkatan kualitas tenaga medis sangat penting dalam menjamin keamanan serta kenyamanan pasien perempuan, ibu hamil, dan anak-anak.
Wamen PPPA Apresiasi Langkah Cepat Gus Fawait dalam Tingkatkan Layanan RSD dr. Soebandi Jember
Langkah Gus Fawait tidak hanya terbatas pada renovasi fisik dan penyediaan alat medis canggih, namun juga mencakup pendekatan holistik. Ia mendorong RSD dr. Soebandi untuk menjadi rumah sakit ramah anak dan perempuan.
Upaya ini meliputi pelatihan tenaga medis dalam pelayanan berbasis gender, menyediakan ruang laktasi yang layak, hingga membangun area bermain anak di ruang tunggu pasien.
Hal ini sejalan dengan program Kementerian PPPA yang terus mendorong berbagai lembaga pelayanan publik untuk lebih peka terhadap isu gender dan perlindungan anak.
Wamen Lenny menegaskan bahwa rumah sakit bukan sekadar tempat pengobatan, tetapi juga harus menjadi ruang aman bagi semua orang.
Komitmen Jangka Panjang Gus Fawait dalam Sektor Kesehatan
Gus Fawait menyatakan bahwa perhatiannya terhadap sektor kesehatan bukan sesuatu yang baru.
Sejak beberapa tahun terakhir, ia telah memperjuangkan alokasi anggaran untuk mendukung berbagai fasilitas layanan kesehatan di Jawa Timur, khususnya di daerah tapal kuda seperti Jember.
Menurutnya, pelayanan kesehatan yang baik adalah fondasi dari kesejahteraan masyarakat.
Ia percaya bahwa investasi dalam bidang kesehatan akan berdampak besar terhadap kualitas hidup masyarakat
terutama ibu dan anak yang kerap menjadi kelompok paling terdampak dalam situasi darurat atau bencana kesehatan.
Kolaborasi Pemda dan DPRD Jadi Kunci Kesuksesan
Kegiatan di RSD dr. Soebandi menjadi bukti bahwa kerja sama antara pemerintah daerah dan DPRD sangat vital.
Gus Fawait menjalin komunikasi aktif dengan pihak rumah sakit, dinas kesehatan, dan Kementerian PPPA untuk memastikan
kebijakan yang dijalankan tidak hanya bersifat simbolis, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Wamen PPPA juga menekankan pentingnya dukungan lintas sektor dalam membangun sistem layanan publik yang inklusif.
Ia berharap langkah seperti ini bisa diadopsi oleh daerah lain agar transformasi layanan publik berjalan merata di seluruh Indonesia.
Dampak Nyata Bagi Masyarakat Jember
Warga Jember menyambut baik perubahan yang terjadi di RSD dr. Soebandi. Banyak pasien mengaku merasa lebih nyaman dengan suasana rumah sakit yang lebih tertata, bersih, dan ramah terhadap anak-anak.
Para ibu yang datang untuk memeriksakan kehamilan juga merasa terbantu dengan fasilitas pendukung yang semakin lengkap.
Testimoni positif dari masyarakat menjadi bukti bahwa intervensi yang dilakukan Gus Fawait dan didukung oleh Wamen PPPA memang memberi dampak nyata.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan publik yang tepat sasaran mampu meningkatkan kualitas hidup dan rasa percaya masyarakat terhadap institusi layanan publik.
Harapan untuk Masa Depan Layanan Kesehatan
Dengan dukungan dari Kementerian PPPA dan DPRD Jawa Timur, diharapkan RSD dr. Soebandi dapat menjadi
percontohan bagi rumah sakit lain dalam menyediakan layanan yang inklusif, aman, dan berperspektif gender. Gus Fawait menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan hak-hak kesehatan warga Jember dan sekitarnya.
Transformasi layanan kesehatan seperti ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi memerlukan peran aktif dari seluruh pemangku kepentingan.
Jika kolaborasi terus dijaga, bukan tidak mungkin visi Indonesia Sehat 2045 bisa tercapai lebih cepat dari yang direncanakan.
Baca juga: Zulhas Tanggapi Penutupan Kopdes Merah Putih di Tuban