Trump Setujui Gencatan Senjata

Trump Setujui Gencatan Senjata Dengan Houthi Tanpa Hasil Nyata resmi memberikan persetujuan terhadap pelaksanaan gencatan dengan kelompok pemberontak Houthi pada pekan lalu, setelah operasi militer yang digagas dan dilaksanakan sebelumnya tidak berhasil memenuhi target strategis yang telah ditetapkan pemerintahannya.

Keputusan ini diumumkan setelah melalui pertimbangan intensif yang melibatkan aspek finansial, operasional, dan politik, di tengah tekanan publik dan sorotan internasional terhadap efektivitas intervensi militer Amerika Serikat di wilayah Timur Tengah.

Sebagaimana diberitakan oleh harian terkemuka The New York Times pada Senin (12/5/2025), kebijakan penghentian operasi tempur tersebut diambil seiring meningkatnya beban anggaran negara yang telah mencapai angka lebih dari satu miliar dolar Amerika Serikat hanya dalam kurun waktu satu bulan pelaksanaan misi militer tersebut.

Trump Setujui Gencatan Senjata Dan Ekspektasi Awal

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Pemerintah Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, meluncurkan serangkaian operasi militer terhadap kelompok Houthi yang berbasis di Yaman. Kelompok tersebut selama ini dikenal mendapat dukungan logistik dan militer dari Republik Islam Iran, dan telah dianggap sebagai salah satu elemen destabilisasi regional, khususnya di kawasan Teluk.

Trump, dalam beberapa kesempatan sebelumnya, menyatakan harapannya agar operasi militer tersebut mampu menunjukkan hasil signifikan dalam kurun waktu tiga puluh hari sejak dimulainya serangan. Ia bahkan memberikan batas waktu eksplisit kepada jajaran militer untuk menyampaikan laporan evaluatif pada hari ke-31 pelaksanaan misi.

Namun, ketika laporan tersebut diterima di Gedung Putih, hasil yang disajikan jauh dari ekspektasi. Wilayah udara strategis yang dikuasai oleh kelompok Houthi tetap tidak dapat ditundukkan, dan berbagai serangan udara serta taktik darat tidak memberikan dampak signifikan terhadap struktur kekuatan kelompok pemberontak tersebut.

Dalam pidato singkatnya yang disampaikan kepada publik setelah menyetujui gencatan senjata, Presiden Trump menyampaikan bahwa kelompok Houthi “telah menyerah.” Namun, tidak ada rincian tambahan mengenai bentuk konkret dari pernyataan tersebut, apakah hal tersebut berarti kelompok Houthi benar-benar menyerahkan senjata, menghentikan serangan, atau hanya sebagai bagian dari narasi politik untuk menenangkan pendukung di dalam negeri.

Sementara itu, laporan internal dari Departemen Pertahanan menunjukkan kenyataan yang berbeda. Sumber-sumber dari Pentagon mengindikasikan bahwa meskipun terjadi gempuran udara intensif, kelompok Houthi tetap mempertahankan posisi strategis mereka, termasuk pusat komunikasi dan jalur distribusi logistik penting di wilayah Yaman utara.

Tiba-tiba Trump Gencatan Senjata dengan Houthi, Netanyahu Kaget!

Beban Anggaran dan Tekanan Domestik

Hal ini menunjukkan bahwa deklarasi kemenangan yang disampaikan Presiden Trump lebih bersifat simbolis dan tidak mencerminkan realita operasional di medan konflik.

Salah satu alasan utama penghentian operasi ini adalah pertimbangan ekonomi. Dalam waktu singkat, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mencatat pengeluaran lebih dari satu miliar dolar untuk pembiayaan logistik, amunisi, operasi pesawat tempur, serta biaya pendukung lainnya. Ketiadaan hasil strategis yang memadai menjadikan beban anggaran ini sebagai sumber tekanan baru terhadap pemerintah, terutama menjelang tahun pemilihan umum.

Sejumlah anggota Kongres, baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik, mulai mempertanyakan urgensi dan efektivitas kebijakan luar negeri pemerintahan Trump, yang dinilai seringkali lebih mementingkan retorika politik dibanding pertimbangan jangka panjang. Langkah untuk menghentikan operasi pun akhirnya menjadi pilihan rasional yang lebih mengedepankan kalkulasi strategis dan efisiensi anggaran negara.

Respons Internasional

Komunitas internasional memberikan respons beragam terhadap kebijakan gencatan senjata ini. Beberapa negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik langkah deeskalasi tersebut, seraya menyerukan pentingnya proses diplomasi yang berkelanjutan untuk mencapai stabilitas jangka panjang di kawasan Yaman.

Namun di sisi lain, sejumlah negara sekutu Amerika Serikat menyayangkan berakhirnya operasi tanpa hasil konkret, mengingat telah terjadi ekspektasi kolektif bahwa kekuatan militer AS dapat memberikan tekanan signifikan terhadap kelompok Houthi dan mempercepat penyelesaian konflik.

Baca Juga : Nilai Ekspor Kamboja Naik 14 Persen Pada Januari Di Tahun 2025

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.